Beranda

BIMTEK KEMENPAR RI DI KOTA TARAKAN 20-21 FEBRUARI 2019


“…Penyelenggaraan Bimtek (Bimbingan Teknis) Pengemasan Produk Wisata dan Warisan Budaya di Kota Tarakan – Kalimantan Utara pada 20-21 Februari 2019…” Photo By : Red.NRMnews

NRMnews – Tarakan, Kementrian Pariwisata RI Jakarta unit Asdep Pengembangan Wisata Budaya Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementrian Pariwisata RI untuk kesekian kalinya menyelenggarakan Bimtek (Bimbingan Teknis) Pengemasan Produk Wisata dan Warisan Budaya di Kota Tarakan – Kalimantan Utara pada 20-21 Februari 2019.

Bimtek kali ini di ikuti oleh 35 peserta dari berbagai elemen para pelaku wisata di Kota Tarakan. Drs. Alex Sandra selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Tarakan dalam kesempatan membuka kegiatan Bimtek ini merasa bersyukur dan menyambut baik Kota Tarakan menjadi salah satu kota yang dipilih oleh Kemenpar RI Jakarta untuk penyelenggaraan Bimtek ini.

Kota Tarakan memiliki sejarah yang panjang. Sebenarnya beberapa waktu lalu kami sudah merencanakan hal ini, saat ada investor yang datang dan akan melakukan kunjungan selama beberapa hari. Tapi gagal karena adanya wabah dipteri saat itu. Itu sebabnya kami sangat berharap bahwa Bimtek kali ini akan semakin memperkaya para pelaku-pelaku wisata dalam mengelola kepariwisataan Kota Tarakan.

Dalam sambutannya Kasubid Wisata Sejarah dan Religi Kemenpar RI Reitha F. Hanividya menyampaikan bahwa Bimtek ini diselenggarakan untuk membuat pengemasan wisata budaya dimana materi pelaksanaan Bimtek adalah melakukan identifikasi produk wisata budaya, yaitu Wisata Religi, Tradisi dan Budaya.

Pariwisata merupakan detil yang paling kecil dalam menimbulkan kerusakan karena prinsip pembangunan pariwisata adalah berkelanjutan dan lingkungan yang terjaga adalah aset yang paling berharga untuk pariwisata dalam mendatangkan wisatawan, ungkap Reitha F. Hanividya mengutip pernyataan Mentri Pariwisata RI Arif Yahya.

60% dari jumlah wisatawan yang datang ke dan di Indonesia adalah karena Budaya. Oleh karena itu Wisata Budaya memegang peranan penting dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia.

Kota Tarakan sebagai daerah pesisir sebagian penduduknya adalah pendatang. Itu sebabnya Tarakan tidak memiliki suatu budaya yang khas asli Tarakan. Tapi budayanya banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya dari para pendatang seperti Melayu, Jawa, dan lain-lain. Namun hal itu tidak mengurangi potensi budaya Kota Tarakan. Bahkan Kota Tarakan pernah memperoleh Upakarti dari Kepresidenan RI dimana saat itu Presiden Soesilo Bambang Yudoyono yang masih menjabat sebagai Presiden RI. Dan pada tahun 2019 ini Festival Budaya Iraw Tengkayu menduduki urutan ke 65 dalam Calender of Event Kementrian Pariwisata RI.

Menurut Datu Norbeck seorang Budayawan Kota Tarakan masih banyak budaya Kota Tarakan yang dapat menjadi andalan wisata kota tarakan selain Iraw Tengkayu, seperti prosesi Adat Perkawinan, Budaya Ayun, dan kekayaan fauna berupa Bekantan dan Burung Srindit.

Sebagai wilayah pesisir Kota Tarakan berada pada Simpang Maritim Borneo, ungkap Abdul Salam Kasi Pengembangan Daya Tarik Wisata Tarakan. Hal ini dikarenakan Tarakan merupakan tempat singgah jalur perdagangan Simpang Maritim Laut Makasar Sulawesi Utara yang menghubungkan perdagangan ke Philipina dengan Makasar.

Pada sekitar abad 11-15 perdagangan berupa rempah-rempah. Walaupun Tarakan bukan sebagai daerah penghasil, hanya sebagai jalur perdagangan. Namun setelah abad 15 terjadi perkembangan dalam hal perdagangan. Yaitu dengan adanya pergeseran penguasa yaitu saat Belanda dan Jepang berkuasa. Maka Kota Tarakan pun menjadi penghasil Minyak Bumi dan Batu Bara seiring dengan banyak industri-industri yang berkembang di dunia. Dan hal ini terjadi karena Kota Tarakan merupakan jalur Simpang Maritim.

Bimtek di kota Tarakan yang sedianya diselenggarakan selama 2 hari ini juga menghadirkan nara sumber dari Kementrian RI Jakarta selain dari para nara sumber Kota Tarakan.

(Oleh : Red.NRMnews / Santi Widianti – Editor : Dody.R)

Tinggalkan komentar